Jumat, 09 Oktober 2009

Penerapan Analisis SWOT untuk Peningkatan Pemahaman Diri dan Lingkungan Peserta Didik



Sinopsis Penelitian Tindakan
dalam Bimbingan dan Konseling

Penerapan Analisis SWOT untuk Peningkatan Pemahaman Diri dan Lingkungan Peserta Didik

Rofiqah Rosidi, Hj. Dra. M.Pd.
(Konselor SMK Negeri 10 Kota Malang)

Dasar Pemikiran
Secara kodrati manusia senantiasa memiliki dorongan untuk meningkatkan dan mengembangkan diri. Ini tampak dari ketiadaan rasa-puas yang bersifat mutlak. Kepuasan manusia dalam mencapai sesuatu senantiasa hanya bersifat sementara, untuk kemudian terdorong lagi mencapai tujuan atau cita-cita yang lebih tinggi.
Keberhasilan menyelesaikan pendidikan menengah pertama, mendorong anak-anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah. Beberapa lulusan sekolah menengah, khususnya sekolah menengah kejuruan ada yang langsung memasuki dunia kerja, tetapi juga ada yang melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi.
Mempertimbangkan pemikiran dan kenyataan tersebut, maka bimbingan konseling sebagai layanan pendidikan pada sekolah menengah kejuruan tidak hanya bersangkut-paut dengan upaya perbantuan dalam belajar tetapi juga dalam pengembangan diri, khususnya untuk memasuki dunia kerja. Layanan demikian lazim disebut sebagai layanan bimbingan karir.
Secara sederhana, dunia kerja dihuni oleh dua kategori kedudukan, yaitu: sebagai pemberi kerja (employer) dan sebagai pekerja (employed). Pembagian ini memang terlalu sederhana, karena di antara keduanya ada kategori khusus, yaitu: pekerja mandiri (self-employer). Para pekerja mandiri ini pada dasarnya adalah para calon pengusaha (entrepreunuer). Bila pada perkembangannya pekerja mandiri ini bisa berkembang, sudah barang tentu akan menjadi pemberi kerja yang memiliki sejumlah pekerja.
Memang selama ini telah dikembangkan semacam pelajaran kewirausahaan (entrepreunuership). Namun demikian harus dipahami bahwa praktik kewirausahaan tidak hanya menuntut sejumlah pengetahuan dan kecakapan (knowledge and competencies), tetapi jauh lebih penting dari itu adalah semangat kewirausahaan. Hanya bila para siswa yang akan memasuki dunia kerja memiliki semangat kewirausahaan, maka mereka tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri tetapi juga berpeluang untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Dari perspektif manajemen strategik, sebenarnya telah berkembang semacam pendekatan yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan, khususnya bagi mereka yang berniat menekuni kewirausahaan. Pendekatan yang dimaksudkan adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (strengths, weaknesses, opportunities, and threats).
Pendekatan ini dipandang sangat relevan dengan misi peningkatan pemahaman diri dan lingkungan peserta didik karena analisis tersebut sebenarnya menyertakan dua kategori analisis, yaitu: (1) analisis diri berupa unsur kekuatan dan kelemahan, dan (2) analisis lingkungan berupa unsur peluang dan unsur ancaman.
Bertolak dari kebutuhan pengembangan diri peserta didik dan kesesuaian model analisis dengan misi bimbingan dan konseling sekolah menengah kejuruan, berikut diajukan sebuah penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling dengan tema penerapan analisis SWOT untuk peningkatan pemahaman dan pengembangan diri peserta didik sekolah menengah kejuruan.
Permasalahan
Sebagai pemandu kegiatan penelitian tindakan ini, berikut disajikan rumusan masalah, baik secara umum maupun seara terjabar. Secara umum penelitian ini mengajukan pertanyaan: Bagaimanakah komponen-komponen analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan peserta didik sekolah menengah kejuruan?
Secara terjabar penelitian ini mengajukan pertanyaan: (1) Bagaimanakah komponen-komponen analisis diri yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman diri peserta didik sekolah menengah kejuruan? (2) Bagaimanakah komponen-komponen analisis lingkungan yang terdiri dari peluang dan ancaman dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman lingkungan peserta didik sekolah menengah kejuruan?
Tujuan dan Manfaat
Sebagai kegiatan yang berupaya menjembatani antara dunia praktik yang berorientasi pada kemanfaatan dan dunia teoretik yang berorientasi kepada pengetahuan, secara umum penelitian tindakan ini bertujuan mengkaji dan memanfaatkan komponen-komponen analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis) untuk meningkatkan pemahaman diri dan lingkungan peserta didik sekolah menengah kejuruan.
Secara terjabar penelitian ini bertujuan: (1) mengkaji dan memanfaatkan komponen-komponen analisis diri yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan untuk meningkatkan pemahaman diri peserta didik sekolah menengah kejuruan, dan (2) mengkaji dan memanfaatkan komponen-komponen analisis lingkungan yang terdiri dari peluang dan ancaman untuk meningkatkan pemahaman lingkungan peserta didik sekolah menengah kejuruan.
Penelitian tindakan ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi peserta didik dalam mengembangkan pemahaman diri dan lingkungan, tetapi juga bermanfaat bagi perbaikan pendekatan dan kinerja program bimbingan dan konseling, khususnya di lingkungan sekolah menengah kejuruan. Berdampingan dengan matapelajaran kewirausahaan, program layanan dengan pendekatan ini diharapkan memberikan bekal lebih komprehensif bagi para siswa untuk memasuki dunia kerja.
Kerangka Kerja Teoretik
Postulat dasar analisis SWOT adalah bahwa keberhasilan dalam sebuah usaha ditentukan oleh dua variabel kelas, yaitu: kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yang dimaksudkan adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh individu pengusaha atau badan usaha, sedangkan kondisi eksternal yang dimaksudkan adalah peluang pasar barang dan jasa yang ada, serta ancaman terutama dari penyedia barang dan jasa yang sama atau yang bisa disubstitusikan.
Hanya bila seorang wirausahawan atau badan usaha mampu memanfaatkan kekuatan, menekan serendah mungkin kelemahan, serta mampu menangkap peluang pasar dan menangkal ancaman dari pesaing maka wirausahawan atau badan usaha tersebut bisa menjaga kelangsungan hidup (survival) dan bahkan bisa mengembangkan diri (develop).
Merujuk pada postulat tersebut, maka seyogyanya langkah awal bagi siapa pun yang hendak mengembangkan usaha adalah: (1) mengenali kekuatan diri untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin, (2) mengenali kelemahan diri untuk ditekan hinga seminimal mungkin, (3) menangkap peluang pasar untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, dan (4) mengenali ancaman dari pesaing untuk ditangkal seefektif mungkin.
Berbekal informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut, seorang wirausahawan ataupun badan usaha melangkah lebih lanjut untuk menetapkan tujuan dan sasaran, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Bila sudah demikian, seorang wirausahawan ataupun badan usaha tidak hanya bisa bertindak realistik dan teleologik, tetapi juga bertindak strategik, dalam arti mampu memilih strategi yang paling menjanjikan keberlangsungan dan perkembangan usahanya.
Diletakkan dalam konteks bimbingan dan konseling bagi siswa menengah kejuruan, penerapan analisis SWOT dapat membantu para siswa memahami diri sendiri secara lebih mendalam, dan membantu para siswa memahami peluang dan ancaman yang mereka hadapi. Pada akhirnya, para siswa diharapkan juga bisa mengembangkan pola hidup berorientasi tujuan (living by objective) sebagaimana dalam perusahaan dikenal istilah manajemen berorientasi tujuan (management by objective).
Keseluruhan pemikiran yang terkandung dalam pendekatan ini bisa digambarkan sebagai berikut (Periksa Lampiran 1). Sedangkan format-format yang digunakan untuk praktik terbimbing analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ini disajikan sebagai berikut (Periksa Lampiran 2 dan Lampiran 3).
Prosedur Penelitian
Keseluruhan daur penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling ini mengadopsi model yang terdiri dari enam tahapan, yaitu: memilih pusat perhatian, mengumpulkan data, menganalisis serta menafsirkan data, melaksanakan tindakan, melakukan refleksi, dan melanjutkan atau mengubah pendekatan (Periksa Bagan Pada Lampiran 4).
Berdarakan model generik tersebut, dikembangkan model operasional yang digunakan dalam penelitian tindakan ini dengan langkah-langkah: (1) menyiapkan rencana kegitan berupa Rencana Pelayanan Bimbingan dan Konseling (RPBK), (2) menyampaikan maksud, tujuan dan langkah kegiatan kepada peserta didik, (3) menjelaskan konsep, komponen, dan instrumen beserta penggunaan analisis SWOT kepada siswa, (4) membagikan lembar kerja agar diisi secara perseorangan, (5) mendampingi siswa mengisi lemar kerja, (6) mengumpulkan semua hasil kerja siswa, (7) membaca dan mencatat ringkasan hasil pembacaan, (8) melaksanakan diskusi kelas terbimbing tentang hasil analisis SWOT, (9) memberi kesempatan semua siswa menyampaikan pendapat, (10) memberikan kesempatan semua siswa menyempurnakan hasil analisis SWOT beserta rencana pengembangan diri masing-masing, (11) menambah informasi manfaat analisis SWOT untuk merintis wirausaha setelah lulus, (12) melakukan evaluasi bersama siswa tentang manfaat analisis SWOT, (13) menulis laporan deskriptif dan naratif penelitian, (14) mendialogkan temuan penelitian berdasarkan bahan pustaka terkait, (15) menulis refleksi personal dan profesional atas seluruh proses dan hasil penelitian, dan (16) kembali memasuki langkah pertama dengan rencana yang sudah direvisi tetapi dengan khalayak sasaran dari angkatan di bawahnya.
Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa penelitian tindakan ini tidak dilaksanakan dalam sekali tahap, tetapi beberapa tahap dengan senantiasa mengaitkan antara tindakan dengan perenungan (action and reflection) sebagaimana menjadi ciri utama penelitian tindakan.
Temuan dan rekomendasi diharapkan juga bisa disebarluaskan kepada, dan dibahas bersama, tenaga profesional bimbingan dan konseling, khususnya melalui forum Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) di wilayah kerja peneliti.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Mam, minta yang langsung untuk kami para murid. Trus bahasanya yang seperti kita-kita, jangan bahasa orangtua gitu. Maaf Mam ya?

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Iya sayang, memang yang ditampilkan di sini masih rancangannya. Nah kalau yang kita kerjakan di kelas itu yang memang untuk kalian. Tapi gak apa-apa kan, ya ikut yang di kelas juga membaca rancangannya. Biar tambah pinter gitu loh!

Anonim mengatakan...

Emang boleh pakai bahasa Inggris? Gimana kalau pakai bahasa Jawa atau Madura? Boleh gak ya?

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Walaupun Bu Rofi tidak pandai berbahasa Inggris, tapi kalau anak-anakku mengajak berbahasa Inggris saya harus belajar lagi. Coba perhatikan, dalam bahasa Inggris ada ungkapan "Learn from the craddle to the grave", dalam bahasa Arab ada "Utlubul ilma minal mahdi ilalahdi". Maksudnya kan, "Belajarlah sejak masih dalam buaian hingga masuk liang lahat". Benar nggak?

insi mengatakan...

assalamu alaikum
perkenalkan nama saya Inci,,dan saya seorang mahasiswi jurusan Bimbingan dan konseling
kalau Ibu berkenan,boleh kah saya mengetahui alamat Facebook atau twitter yang Ibu miliki
terima kasih
wassalam

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Insi atau Inci, alaikumsalam.
Selain blog, saya hanya punya facebook. Tetapi hampir semua teman saya adalah siswa atau mahasiswa saya. Saya tidak biasa menambah teman melalui facebook.