Selasa, 13 Oktober 2009

Memahami Cinta

Memahami Cinta

Rofiqah Rosidi, M.Pd


Sebuah buku karya bersama Mary Ann dan Agnes Riedmann (Marriages and Families: Making choices and Facing Change, 1990) mengulas tentang cinta. Berikut adalah uraian serba ringkas dari sebagian hasil pembacaan saya. Semoga bermanfaat!

Salah satu bentuk hubungan timbal-balik antara dua manusia yang melibatkan perasaan sangat kuat adalah cinta. Perasaan cinta sering dibandingkan dengan perasaan benci. Dua perasaan ini bisa digambarkan sebagai kutub positif dan kutub negatif. Karena itu, ciri-ciri yang dikandung pun saling bertolak belakang. Kalau cinta mendorong penerimaan, benci mendorong penolakan. Cinta menghendaki keterbukaan, maka benci mendorong ketertutupan. Cinta menghendaki penguatan, benci mendorong penghancuran. Cinta mendorong keinginan membahagiakan, benci memicu keinginan menyusahkan.
Karena hubungan cinta memiliki sifat timbal balik, maka beberapa ciri tersebut bisa digunakan untuk lebih memperjelas tanda-tanda cinta, yaitu: adanya kehendak saling menerima, saling terbuka, saling menguatkan, dan saling membahagiakan. Walaupun membutuhkan pengorbanan, cinta sama sekali bukan pengorbanan tanpa batas dari seseorang kepada orang lain. Pengorbanan tanpa batas demikian tidak sejalan dengan sifat timbal-balik dalam cinta. Keberadaan cinta tidak membolehkan terjadinya penghilangan harga diri masing-masing. Demikian pula, walaupun dalam cinta terkandung sifat mempengaruhi orang lain, tidak berarti bahwa cinta mengijinkan seseorang untuk menguasai orang lain.
Sejauh penelitian para ahli psikologi, keberadaan cinta telah membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan pribadinya berupa kebutuhan akan perawatan, daya-cipta, dan pembebasan diri.
Namun demikian, keterlibatan dalam percintaan juga menuntut seseorang untuk bisa memberikan perhatian dan penerimaan. Karena itu sering dikemukakan bahwa cinta berarti menerima orang lain sebagaimana adanya. Walaupun demikian, karena cinta itu saling menguatkan, maka penerimaan apa adanya tersebut hanya terbatas pada sejumlah sifat yang tidak merusak.
Kehendak saling berdekatan dalam cinta membutuhkan kemampuan untuk menjalin keintiman, yaitu kemampuan dan kesediaan untuk saling bercurah-hati dengan dilandasi oleh kesungguhan saling menjaga. Kesungguhan untuk saling menjaga ini pula yang menjamin dua orang yang saling mencintai untuk mengarungi kehidupan dengan berbagai permasalahannya, serta menerima perselisihan pendapat sebagai sesuatu yang wajar.
Sebagaimana pada jenis hubungan antar-pribadi lainnya, cita pun memiliki sifat dinamik, yang oleh Reiss diistilahkan Roda Cinta. Digambarkan bahwa perkembangan cinta mengikuti empat tahapan. Pertama, saling memahami (rapport) yang ditandai oleh tumbuhnya perasaan saling memahami, membangun kepercayaan dan menghargai orang lain.
Kedua, saling terbuka (self-revelation) yang ditandai oleh kesediaan untuk bertukar pikiran dan bercurah hati secara terus-menerus termasuk berbagai persoalan yang bersifat pribadi dan intim sekalipun.
Ketiga, saling ketergantungan menguntungkan (mutual inter-dependency) yang ditandai oleh kesediaan dan keinginan kedua belah pihak untuk menghabiskan waktu berdua saja hingga berkembang menjadi rasa saling memerlukan satu sama lain.
Keempat, pemenuhan kebutuhan pribadi (personality need fulfillment) yang ditandai oleh berkembangnya perasaan dan harapan mendapatkan dukungan saling menguntungkan dari kedua belah pihak. Pada tahap ini, hubungan mulai memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohani manusia.

14 komentar:

Anonim mengatakan...

Mam, mo nanya nich! Cinta sejati, cinta suci, itu ada apa nggak sich! Trus ciri2nya gimana? Trims berat ya Mom.

Anonim mengatakan...

Ibu Rofi, sebagai cewek yang punya rasa senang pada seorang cowok apa pantas menembak lebih dulu? Trus kalo nggak boleh gimana dong?

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Seperti uang ada yang asli ada yang palsu, cinta pun ada yang sejati ada yang palsu. Tetapi tentu saja uang palsu berarti bukan uang kan? Demikian pula, cinta palsu berarti bukan cinta. Apa cirinya? Yang paling penting adalah kesediaan saling memuliakan dan membahagiakan. Jadi cowok yang cinta kamu pasti mendorong kamu menjadi lebih sehat, lebih berharga diri, lebih berprestasi, lebih bahagia dan seterusnya. Demikian pula, kamu pun harus tidak rela melihat cowokmu gagal sekolah, gagal bekerja, dan berakhir dengan derita.

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Untuk yang lagi naksir cowok. Sebagai hubungan antar manusia, maka cinta pun dimulai dan dirawat dengan komunikasi yang baik. Nah, Ibu beri tips ya? Berkomunikasi itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa verbal atau pakai kata-kata, bisa pula non-verbal (khususnya berupa tindakan atau gerakan). Bagus kalau kamu masih mempertimbangkan harga diri kamu dengan tidak sembrono menembak cowok. Maksud saya, cukup berikan "isyarat" yang bisa dibaca olehnya kalau kamu care sama dia aja. Nah kalau ternyata dia tidak bisa membaca itu, sepertinya kok bukan "soulmate"mu sich! Jadi nggak perlu merendahkan diri. Udah dulu ya?

Cuii avenged mengatakan...

Bu Rofi,tolong di kasih tahu sama temen2 saya semua yang di kelas XII TKJ 1 ya,Soalnya temen2 kelas saya itu kalo lagi belajar gak pernah serius alias becanda troz,makanya kalo ga ada gurunya tlong diisi kayak kemarin yo Bu ! From Cuii Avenged (XII TKJ 1) ! Makccih.....

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Iya akan saya ingatkan. Makanya kalau bapak atau ibu gurunya tidak ada segera memberitahu ke guru piket, biar ada yang mengisi. Beritahu ke teman-temanmu, boleh kok curhat di sini. Kan Bu Rofi ingin kamu semua sukses dan bahagia.

Anggah Hadi P. mengatakan...

Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam ^_^
Ketika Saya Bertanya "Benarkah Lawan dari Cinta Adalah Benci?" Guru saya Mengatakan
My dear son, this is my wife's link on "LOVE". Check it: http://rofiqahthelearningpartner.blogspot.com/2009/10/memahami-cinta.html.
Ketertarian saya Untuk Memahami Arti Cinta dan Benci Membuat saya Untuk Membaca hasil bacaan Ibu dari buku karya bersama Mary Ann dan Agnes Riedmann (Marriages and Families: Making choices and Facing Change, 1990) "Memahami Cinta"
======================================
Begitu Ajaibkah Cinta sehingga dapat Merubah Sakit Menjadi Sehat, Sedih Menjadi Senang, Sulit Menjadi Mudah, Tangis Menjadi Tawa, Gundah Menjadi Bahagia, dan Lain Sebagainya. Namun karna adanya Benci Cina jadi Tak Mempunyai Arti. Ibu bagaimana Kita Bisa Menambahkah Cinta dan Mengurangi Benci...???

Your Son ^_^

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Cinta merupakan karunia Tuhan yang afektif non-rasional. Kalau dalam cinta pria-wanita terpenuhi ketiga komponen: gairah, keintiman, dan komitmen, maka yang cepat berubah adalah gairah, baru kemudian keintiman dan yang cenderung lestari adalah komitmen. Suami isteri bisa saja kehilangan gairah (cinta menurun) tetapi masih intim dan berkomitmen. Bahkan, ketika gairah dan keintiman habis, komitmen masih terjaga; para suami tetap mencari nafkah, para isteri tetap memasak untuk suamiya. Padahal mungkin mereka sedang berseteru. Tunjukkan komitmen, jalin keintiman, pelihara gairah, maka cinta pria-wanita akan menguat. Bila bukan cinta pria-wanita, maka cukup komitmen dan keintiman. Begitu mas atau pak Anggah.

Kyaiyalah mengatakan...

Assalamualaikum bu rofi...ni murid panjenengan d STIT...blognya keren bu :-)

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Kyaiyalah, kamu gak pakai nama asli ya? Apa karena namamu nggak se-keren blog-ku ini? Al-ismu addu'a, a name is a pray, asma kinarya japa. Ingatkah itu semua?
Salam ya untuk semua teman di STIT Raden Rahmat.

imam ghozali mengatakan...

aslmkm, bu rodiqah, saya cari di internet to untuk PRIBADI KONSELOR sulit banget, yang da to konselor pribadi, terus gmn bu???????????
wslmkim imam ghozali beasiswa semester VI STAI RR KEPANJEN MALANG

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Alaikum salam,
Ada kok, coba di cari dulu. Bisa juga dilihat di kompetensi personal konselor.
Salam.

Ahmad Musthofa Zamzami mengatakan...

.Assalamualaikum..bu rofiqah...baru pertama kali posting komentar pengen nyapa saja...

Rofiqah, The Learning Partner mengatakan...

Ahmad Musthofa, Alikumsalam. Terimakasih sudah menyapa dengan doa.